AKIBAT MASALAH DIPENDAM


Cerita Seram --- Karena lokasi pekerjaanku yang jauh dari rumahku,sehingga memaksaku tuk mencari sebuah rumah kontrakan. Akhirnya setelah susah payah mencarinya,akhirnya aku mendapatkan sebuah rumah yang letaknya di ujung gang. Setelah kutanya kepada ibu yang empunya rumah,harganya tidak terlalu mahal karena ada seseorang yang juga mengontrak rumah itu. Jadi biayanya kami bagi dua. Kebetulan rumah itu memiliki dua buah kamar,sehingga seorang satu kamar.

Singkat cerita,aku pun berkenalan dengan teman satu kontrakanku itu,namanya Dewi. Ternyata orangnya pendiam tidak terlalu banyak bicara. Namun setelah hari ke hari ku perhatikan sepertinya ia memiliki banyak masalah dan terlalu banyak mengurung diri didalam kamar. Aku coba untuk membongkar sisi kehidupannya tapi tidak bisa. Aku coba lagi untuk saling curhat dengannya,namun tetap gagal. Tapi ya sudahlah,emangnya aku pikirin. Sementara dia belum tentu mikirin diriku.

Suatu pagi disaat aku bangun pagi dan kubuka pintu kamar,aku terkejut setelah kulihat ruang tamu berserakan. Kursi kursi dan meja tidak tertata dengan rapi,seperti ada orang yang bertamu tadi malam,tapi kenapa aku tidak tahu? Nyatanya aku sangat nyenyak tidur malamnya. Tidak seperti biasanya,pikirku. Mungkin teman teman Dewi yang datang bertamu,firasatku dalam hati. Sejenak ku alihkan pandanganku kearah kamar Dewi yang letaknya bersebelahan dengan kamarku. Lampu kamarnya mati. Kenapa Dewi belum bangun ya? Biasanya dia yang paling cepat bangun. Mungkin dia kelelahan,sahutku lagi. Ahh ya sudahlah,ngapain lagi ku campuri orang lain. Lalu aku pun berkemas untuk siap siap pergi bekerja.

Sore harinya setelah aku pulang kerja,iseng iseng ku perhatikan lagi kearah kamar Dewi. Lampu kamarnya masih mati. Mungkin dia belum pulang atau belum bangun ya? Tapi kenapa aku sangat penasaran dengannya? Apa mungkin karena dia orangnya pendiam? Ahh sudahlah,lupakan saja. Aku pun bergegas masuk kekamarku dan istirahat.

Keesokan paginya lagi,setelah aku bangun. Kulihat ruang tamu berserakan seperti kapal pecah. Ada apa ya? Kalau memang ada keramaian, kenapa aku tidak terbangun tadi malam? Aku terus bertanya tanya dalam hati sambil kujalani perlahan lahan ruang tamu itu. Tiba tiba aku merasa ketakutan setelah kulihat ada rambut rambut berserakan dilantai,seperti orang yang baru bersisir. Rambutnya panjang panjang. Lalu kulihat lagi potongan potongan kuku yang panjang ada disudut ruangan. Seperti kuku seorang wanita. Apa mungkin Dewi ya? Tapi kok aneh? Tanyaku dalam hati.

Aku pun berlari kearah kamar Dewi dan menggedor gedor pintunya. ''wik wik bangun wik..'' panggilku sambil terus menggedor gedor pintu. Tapi tetap tidak ada sahutan darinya. Kuintip melalui lubang pintunya,tidak nampak karena gelap. Seketika bulu kudukku merinding dan aku pun melepaskan mataku yang dari tadi menempel dilubang itu,lalu aku berlari menemui ibu yang punya kontrakan.
''bu bu, apa tadi malam ada teman teman Dewi datang kerumah ini?'' tanyaku ngos ngosan. ''lohh,semalam pagi kan dia sms ibu,katanya dia pulang kampung.'' kata ibu itu. Aku seketika deg degan,darahku mengalir deras,mataku tidak berkedip. ''emang kenapa San?'' tanya ibu itu membuyarkan keheninganku. ''ohh,gak apa apa bu. makasi ya bu'' balasku sambil berlalu darinya.
Sepanjang hari aku terpikir terus mengenai keanehan itu,sehingga mengganggu konsentrasiku dalam bekerja. Malam harinya,ku niatkan diriku untuk begadang. Kumatikan semua lampu kecuali lampu kamarku. Sebenarnya apa yang telah terjadi. Kulihat jam sudah pukul 12 malam,sementara kupaksakan diriku untuk tidak tidur. Aku terus terjaga dikamarku. Tidak mungkin rumah ini berhantu, itulah yang selalu ada dipikiranku. Kulihat lagi jam sudah pukul 1 pagi. Udaranya pun semakin dingin terasa dan suasana terasa sunyi. Sepertinya mataku tidak kuasa lagi untuk melawan kantuk.

Tiba tiba aku terkejut setelah ku dengar lolongan anjing ramai terdengar dari arah belakang rumah. Aku sangat ketakutan. Saat itu juga terdengar suara gaduh didalam rumah. Suara langkah kaki yang berlari kesana kemari. Suara kursi yang diseret seret dan bantingan meja. Aku pun menarik selimut menutupui tubuhku. Memang benar rumah ini ada penunggunya. Seketika suara keributan itu berangsur angsur reda. Kulihat tubuhku sudah basah.

Keesokan paginya seperti biasa lagi lagi kulihat seisi rumah berantakan. Jejak jejak kaki berwarna hitam mengotori seluruh lantai dan bau amis. Aku pun meminta nomor ponsel kepada ibu kontrakan. ''hallo,benar ini Dewi? hallo, hallo..'' tanyaku. Diangkat tapi tidak ada jawaban. ''hallo wik, ini Susan teman satu kontrakanmu'' tanyaku lagi. Tetap tidak ada suara yang menjawab. ''mungkin dia tidak dengar. coba nanti malam kamu hubungi lagi'' kata ibu kontrakan. ''i,iya bu'' balasku.

Malam harinya lagi,ku hubungi ponsel Dewi. Sebenarnya aku ingin menyampaikan supaya kami cepat cepat pindah dari rumah ini. ''hallo Dewi..'' tanyaku sambil tidur tiduran diatas kasur. Lagi lagi diangkat tapi tidak dijawab. Yang terdengar hanya suara hening. Namun lama kelamaan karena suaraku yang semakin kuat,maka suaraku terdengar feedback dan seperti bergema. Sepertinya ponsel Dewi ada disekitarku tapi dimana ya? Setelah ku cek, sepertinya ponsel Dewi ada dikamarnya. Apa mungkin ponselnya tinggal?
Karena penasaranku,maka aku keluar kamar dan menghampiri kamar Dewi. Seketika itu juga aku kaget setelah kulihat pintu kamarnya terbuka dan gelap. Aku berjalan pelan kearah kamarnya,dan bau busuk pun menyengat hidungku. Lalu kuhidupkan lampunya dan aku pun spontan menjerit setelah kulihat tubuh Dewi tergantung dengan seutas tali melilit dilehernya,matanya melotot dan lidahnya menjulur keluar. Ternyata ia nekat bunuh diri.

Warga berhamburan keluar rumah dan beramai ramai menurunkan jasad Dewi yang sudah pucat dan kaku itu. Ternyata yang setiap malam membuat kengerian didalam rumah adalah arwah Dewi yang penasaran. Hiii....
Share on Google Plus

About hantu vip

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar